"Wisatawan gay mewakili 15% pasar pariwisata dunia, dan mereka lebih boros."
VIVAnews - Pemerintahan kota Mexico City, Meksiko, menjadikan pernikahan sesama jenis sebagai peluang bisnis. Untuk menarik wisatawan sesama jenis ini, mereka menawarkan pariwisata paket bulan madu bagi pasangan gay yang baru menikah.
Pasangan gay pertama yang berbulan madu di Mexico City adalah pasangan yang baru menikah di Argentina, negara yang baru saja mengesahkan pernikahan sesama jenis. Pemerintah Meksiko menanggung semua biaya bulan madu mereka di negara ini sebagai bagian dari promosi.
“Kami berharap lebih banyak lagi pasangan gay yang menikah di seluruh dunia dapat menghabiskan masa bulan madu mereka di sini,” ujar Sekretaris Pariwisata Mexico City, Alejandro Rojas, seperti dilansir dari laman berita CNN.
Pada bulan Juli lalu, kota ini membuka kantor yang ditujukan khusus melayani para wisatawan gay. Kantor ini adalah satu-satunya yang ada di Amerika Latin. “Kami sangat toleran, liberal, sebuah kota avant-garde,” ujar Rojas lagi.
Rojas mengatakan bahwa tujuan utama pembentukan kantor ini adalah ingin menjadikan Mexico City sebagai tujuan utama para gay di Amerika Latin. Citra Meksiko yang kelelaki-lelakian sudah berubah, menurutnya ini adalah bukti perubahan sosial yang sangat penting.
Dia berharap Mexico City dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Meksiko. Saat ini, dia mengungkapkan, proyek untuk pariwisata kaum gay masih dalam pengerjaan. Pelatihan bagi para staf hotel dan restoran dalam bersikap kepada kaum gay juga masih dilakukan. Harapannya ke depan, Mexico City dapat menjadi daerah tujuan nomor satu bagi pasangan gay atau mungkin dapat menjadi tuan rumah konferensi internasional pariwisata gay.
Menurut Community Marketing, Inc, sebuah periset pasar gay dan lesbian yang bermarkas di San Fransisco, skala ekonomi wisatawan lesbian, gay, biseksual dan transgender di Amerika saja mencapai sekitar US$63 miliar per tahun. Pada lingkup global, Rojas mengatakan angkanya akan luar biasa besar.
“Di seluruh dunia, ini adalah pasar yang penting. Wisatawan gay mewakili 15 persen pasar pariwisata dunia, dan mereka menghabiskan lebih banyak uang ketimbang heteroseksual,” ujarnya.