Para perempuan yang hadir di sana mengisi acara dengan mengadakan perjalanan menggunakan kapal pesiar, menikmati matahari terbenam, workshop, mengadakan kelas tarian Yunani serta memutar film tentang lesbian. “Aku terpesona, tidak ada kecemasan sama sekali,” kata Lauren Bianchi, seorang peserta asal Skotlandia.
Lauren Bianchi mengaku ini untuk pertama kalinya ia mengikuti festival tersebut. Ia mengaku sebelumnya ia telah membaca artikel tentang hubungan yang sulit antara penduduk lokal dan lesbian. Tetapi, saat berada di sana, ia merasakan kenyamanan.
Pada tahun 2000 silam, pertama kali festival ini diluncurkan, sempat ada ketegangan tinggi. Sebuah poster iklan dianggap sebagai pemicunya. Walikota mengancam membawa masalah ini ke pengadilan dan melarang penyelenggaraan acara tersebut. Ia berjanji akan mengusir para lesbian dari tempatnya tersebut.
Tetapi, konon para turis lesbian ini sudah mulai mendatangi kawasan wisata sejak tahun 1970-an. Menurut laporan sebuah agen perjalanan wisata, sekarang hampir sekitar 60 persen turis yang mengunjugi pulau tersebut kaum lesbian. Tetapi, ketikafestival berlangsung, turis lesbian akan melonjak menjadi 90 persen.
sumber : http://wahw33d.blogspot.com/2010/09/pulau-lesbos-surganya-