Seorang warga Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Irda, pada Rabu (8/12/2010), mengatakan, wujud makhluk jadi-jadian tersebut terkadang berupa babi, harimau, dan manusia dengan pakaian jubah serbahitam.
Ia mengatakan, makhluk jadi-jadian tersebut mulai muncul sejak Jumat (3/12/2010) dengan wujud babi dan harimau yang hampir saja melukai beberapa warga di sana.
"Setelah wujud dua hewan itu pada hari berikutnya, Sabtu, warga kembali dikejutkan dengan munculnya dua pria berpakaian serba hitam. Dua pria misterius itu berusaha menculik dua anak warga di Kelurahan Pelintung," tuturnya.
Setelah peristiwa itu, Iwan, warga Pelintung, mengatakan, pada hari Minggu, warga kembali digemparkan dengan munculnya seekor anjing berwarna kuning keemasan yang masuk ke dalam rumah salah seorang warga.
"Anjing tersebut kebal terhadap benda tajam. Waktu kami hujani sama parang, kapak, dan kami pukuli kayu, dia tidak mempan dan justru berusaha melawan," ucapnya.
Namun, pada akhirnya seorang dukun atau paranormal yang tinggal di sekitar wilayah kelurahan memberi petunjuk bahwa anjing tersebut hanya dapat dibunuh dengan menggunakan bambu kuning.
"Kami kemudian mengikuti petunjuk dukun tersebut, dan benar, setelah kami hujani dengan bambu kuning, anjing itu dapat dibunuh," ungkapnya.
Sejak rentetan kejadian janggal itu, dikatakan Sani, juga warga Pelintung, masyarakat di empat kelurahan di Kecamatan Medang Kampai, yaitu Kelurahan Guntung, Mundam, Teluk Makmur, dan Kelurahan Pelintung, berinisiatif untuk berjaga-jaga khususnya pada malam hingga dini hari.
"Setiap malam sejak peristiwa janggal itu, pada jam 7 (pukul 19.00 WIB) sampai jam 5 subuh (pukul 05.00 WIB), ratusan warga per kelurahan berjaga-jaga mengawasi keberadaan makhluk jadi-jadian itu. Ya, seperti subuh ini," ujarnya.
Berdasarkan pemantauan sejak Selasa sekitar pukul 21.00 WIB hingga Rabu pukul 04.00 WIB, warga Kecamatan Medang Kampai yang jumlahnya mencapai ribuan orang terus berjaga-jaga.
Rata-rata dari mereka melengkapi diri dengan berbagai jenis senjata tajam, mulai dari parang, celurit, kapak, dan bambu runcing.
Mereka juga membentuk tim di setiap kelurahan. Untuk di Kelurahan Guntung, ada sekitar 300 warga yang didominasi oleh kaum pria dewasa.
Mereka berinisiatif menjaga setiap persimpangan yang sering dilintasi kendaraan.
Mereka juga memeriksa setiap orang tak dikenal yang masuk keluar wilayah permukiman.
Sementara itu, di Kelurahan Mundam sedikitnya ada 400 warga yang berjaga-jaga di berbagai pintu gerbang kompleks perumahan.
Selain berjaga-jaga, mereka juga berkeliling kampung dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Untuk di Kelurahan Teluk Makmur dan Pelintung, lebih dari seribu warga yang merupakan kaum pria dan wanita dewasa terus mengelilingi perkampungan.
Mereka juga menyisir sejumlah wilayah perkebunan kelapa sawit dan semak belukar yang ada di sekitar.
Pada penyisiran perkebunan dan semak belukar tersebut sejumlah warga juga mengaku menemukan beberapa jejak aneh yang diduga bekas tumpuan makhluk jadi-jadian tersebut.