18 Maret 2012

Pemblokiran Situs Pornografi

Pemblokiran Situs PornografiPemblokiran Situs Pornografi dianggap tidak akan efektif dalam memberantas pornografi di tanah air. Hal tersebut justru akan meningkatkan keberadaan situs-situs porno.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Telematika (Mastel), Mas Wigrantoro Roes Setiadi menganggap bahwa efektivitas tindakan pemblokiran situs porno oleh pemerintah hanya sekitar 0,1 persen. Ini berarti pemblokiran situs porno tidak efektif.

"Selama ini pemerintah hanya melakukan tindakan kuratif. Maksudnya saat sudah jadi penyakit, baru diobati. Masalahnya obat yang diberikan tidak tepat, seperti langsung diblokir situs porno tersebut. Padahal akan tumbuh lebih banyak lagi situs pornonya," kata Wigrantoro kepada Kompas.com.

Menurutnya, cara paling efektif untuk menangani pornografi di tanah air adalah menghilangkan permintaan terhadap pornografi.

Cara tersebut dilakukan dengan cara tindakan preventif melalui pembelajaran budi pekerti, agama, moral, dukungan orang tua hingga lembaga yang mau mengajarkan tentang internet sehat.

Pada dasarnya, bisnis pornografi adalah bisnis yang sesuai dengan permintaan (demand) dan penawaran (supply). Sesuai dengan hukum ekonomi, di mana ada permintaan pornografi, maka akan ada penawaran pornografi yang dilakukan.

"Saat supply pornografi di Indonesia ditutup, masyarakat Indonesia masih bisa mengakses supply situs pornografi di luar negeri. Jadi susah dibendung," jelasnya.

Tapi dengan menghilangkan permintaan pornografi tadi, secara tidak langsung akan mengurangi penawaran bisnis pornografi. Contoh gampangnya, saat di kafe tentu saja kita akan ditawari minuman beralkohol.

Namun bila memiliki moral yang kuat, maka kita tidak akan membeli minuman beralkohol tersebut. Otomatis permintaan berkurang dan penawaran pun berkurang.

"Kami lebih suka memakai pendekatan social engineering seperti itu daripada law enforcement (penegakan hukum)," jelasnya.

Ketua ICT Watch, Donny Budi Utomo sepakat dengan pernyataan Mastel. Pemblokiran situs-situs porno tentu saja akan membuat rasa penasaran masyarakat terhadap situs porno itu sendiri akan meningkat.

"Pembuat website porno tentu punya siasat. Saat situsnya diblokir, tentunya akan membuat website baru. Bahkan lebih canggih dari sebelumnya," kata Donny.

Jika sebelumnya, situs porno selalu menggunakan nama domain yang cenderung memakai konten atau berbau pornografi, tapi saat ini justru pembuat situs porno akan menyusupkan konten pornografi ke dalam kartun, banner iklan dan lain-lain.

Sehingga cara yang paling mudah untuk mengurangi dampak penetrasi pornografi di tanah air adalah lebih ke edukasi dan sosialisasi tentang internet sehat. Cara ini bisa bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Agama dan pihak terkait yang konsen tentang moral anak bangsa.

"Daripada dana dialokasikan untuk memblokir situs porno atau membentuk Satgas Antipornografi, lebih baik dialokasikan untuk edukasi dan sosialisasi internet sehat," katanya.

Sumber