21 Februari 2011

Keaslian Ratusan Wayang Kuno Radya Pustaka belum Teridentifikasi

Keaslian Ratusan Wayang Kuno Radya Pustaka belum Teridentifikasi
Ratusan wayang kuno koleksi Museum Radya Pustaka, Solo, Jawa Tengah, belum teridentifikasi oleh tim dari Direktorat Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Namun, tim yang bertugas meneliti keaslian wayang-wayang kuno itu telah mengakhiri masa tugas mereka, Senin (21/2).

Wayang-wayang yang belum teridentifikasi itu tersimpan di dalam sebuah kotak kayu. Sementara itu, proses identifikasi hanya difokuskan pada koleksi wayang yang dipajang.

"Selama empat hari bekerja, hanya 165 wayang yang berhasil didata. Masih ada sekitar 500 wayang lagi yang belum (teridentifikasi)," kata Ketua Tim Direktorat Museum Sri Ediningsih.

Koleksi yang tersimpan dalam kotak itu sebagian besar merupakan wayang duporo. Yakni, wayang yang dibuat berdasarkan sosok nyata. Seperti Menak Jinggo, Sunan Kudus, Kapten Tak, Untung Suropati, Harya Penangsang, Sultan Pajang, Dhasing Dhaeng Maleha, Dhoyok, dan Brayud.

Dari koleksi tersebut, yang tertua adalah wayang Menak Jinggo. Wayang tersebut dibuat sekitar 1840. Sedangkan sisanya dibuat pada masa pemerintahan Raja Keraton Surakarta Pakoe Boewono X antara 1893 sampai 1939.

Sri Ediningsih beralasan, tidak tersentuhnya wayang-wayang kuno itu karena waktu yang diberikan kepada timnya untuk bekerja sangat sempit. Praktis pemeriksaan hanya difokuskan pada koleksi wayang yang di pajang saja.

Hasil identifikasi dan inventarisasi itu, menurutnya, telah dihimpun dalam sebuah database koleksi museum, lengkap dengan foto setiap wayang.

"Tetapi baru sebatas jumlah, data, dan dokumentasi. Belum sampai menyentuh asal-usul wayang, tempat dan tahun pembuatannya. Hasil inventarisasi ini akan kami serahkan kepada wali kota untuk ditindaklanjuti," jelasnya.