Menurut Humas PT KA Daerah Operasi 2, Bambang Setio Prayitno, pihaknya memberlakukan sistem kuota dalam pemesanan tiket secara daring di stasiun yang masuk wilayah kerjanya.
Begitu mencapai 150 persen dari kapasitas kereta, penjualan tiket segera dihent ikan. Mekanisme ini merupakan perbaikan dari tahun sebelumnya yakni dijual pada hari keberangkatan tanpa pembatasan sehingga penumpang bisa berjejal di satu kereta hingga 200 persen dari kapasitas seharusnya.
"Mungkin bakal muncul permasalahan dalam implementasi perdananya, tapi kereta ekonomi harus ada perbaikan," ujar Bambang, Jumat (19/8/2011).
Selain penerapan kuota penumpang, PT Kereta Api juga membatasi akses di peron stasiun. Untuk arus mudik lebaran tahun ini, hanya pemilik karcis saja yang dibolehkan untuk berada di dalam peron tanpa bisa didampingi pengantar. Langkah ini dilakukan untuk m engurangi kebocoran penumpang yang naik kereta tanpa membayar tiket.
Bambang menuturkan bahwa penumpang sebanyak 150 persen dari kapasitas kereta dianggap ideal dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan jumlah seperti itu, petugas keamanan masih dimungkinkan untuk berjalan menyisir kereta dan kondektur memeriksa karcis. Penump ang juga dimungkinkan untuk lebih nyaman dalam menaiki kereta karena tidak berdesakan hingga dimungkinkan untuk menggunakan toilet.
Mekanisme pemesanan tiket ekonomi baru bisa dilakukan di stasiun yang terhubung secara daring dan tujuh hari sebelum keberangkatan, berbeda dengan kelas bisnis maupun eksekutif yang bisa dilakukan 30 hari sebelumnya.
Menurun Namun, pemesanan tiket untuk kereta ekonomi ternyata belum mendapatkan sambutan dari para pemudik. Dari tiga kereta api yang melintasi jalur selatan yakni Kahuripan, Pasunan, dan Kutojaya Selatan, pemesanan tidak melebihi jumlah penumpang satu kereta.
Bambang mengungkapkan, baru 80 tiket terpesan untuk keberangkatan tanggal 23, tanggal 24 sebanyak 60 tiket sementara tanggal 25 hanya 56 tiket. Padahal, tiga kereta api itu memiliki rangkaian enam kereta dengan kapasitas berkisar 106 kursi dan 87 kursi. H arga jual tiket ekonomi juga tidak bertambah, harga untuk Kahuripan sebesar Rp 35.000, tiket Pasundan mencapai Rp 38.000 dan tiket Kutojaya Selatan mencapai Rp 20.000.
Salah satu sebabnya karena belum ada kepastian dari pabrik untuk mencairkan tunjangan hari raya mereka, termasuk cuti lebaran, sehingga membuat pemudik memilih untuk menunggu, ujar Bambang.
Menurut Wakil Ketua Dewan Pengurus Cabang Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kota Cimahi Suharto. Perusahaan di Cimahi umumnya membayarkan THR antara Kamis (18/8/2011) hingga tanggal 25 Agustus mendatang. Beberapa perusahaan malah sudah membayarkan THR kepada para pekerja.
Penurunan pemesanan tiket di kelas ekonomi juga menimpa kelas bisnis dan eksekutif. Menurut data Daop 2, kereta yang berangkat dari Bandung hingga kini belum semuanya habis terpesan, misalnya Argo Wilis yang baru terpesan habis untuk tanggal 27.
Dari daftar kenaikan harga untuk lebaran, kenaikan harga tiket umumnya mencapai Rp 150.000. Misalnya Argo Wilis yang kini dijual selama masa arus mudik dan arus balik dengan harga Rp 550.000 per lembar.
[via - kompas.com]