Mahmud bin Adih, demikian laki-laki berusia 70 tahun itu, dilaporkan tewas di atas sajadah salat, setelah sebutir peluru dilepaskan penembak misterius dari jarak dekat. Arah tembakan menunjukkan dari bawah rumah panggung miliknya, di Gampong Panton Raya, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya.
Tubuh laki-laki renta yang sedang khusuk salat itu tampak tak kuasa menahan desingan peluru yang dilepaskan dari moncong pistol kaliber 9 mm. Namun, sejauh ini belum diketahui persis motif penembakan misterius yang menewaskan laki-laki tersebut.
Kepala Kepolisian Resort Pidie yang juga membawahi wilayah hukum Pidie Jaya, AKBP Dumadi SStMk, yang dihubungi Serambi Indonesia terkait penembakan tersebut, mengatakan, korban ditembak satu kali pada lengan kiri tembus ke bagian ketiak, menerobos bagian dada tembus ke jantung. Akhirnya proyektil peluru keluar melewati bahu kanan korban.
Proyektil timah panas itu belum ditemukan, karena memang tembus dan tak bersarang di tubuh korban. Namun tim penyidik menemukan selongsong peluru. “Kami mengamankan satu selongsong peluru yang betuliskan PIN 9 di TKP,” kata Kapolres AKBP Dumadi.
Mintai keterangan
Di samping melakukan olah TKP, tim penyidik dari Mapolres Pidie juga memintai keterangan dari sejumlah tetangga korban. Para tetangga korban mengakui bahwa Kamis (7/10/2010) subuh itu memang sempat mendengar suara lutusan senjata api di bawah rumah korban.
"Istri korban bernama Maimunah (68), yang mengetahui suaminya terkulai bersimbah darah di tempat salat, tak kuasa menahan tangis dan memekik histeris,” katanya.
Menurut Kapolres, maraknya aksi kriminal bersenjata yang terjadi di daerah itu selama ini, diduga akibat masih beredarnya senjata api ilegal di tengah masyarakat. “Karena itu, kami bertekad mengungkapkan kasus penembakan misterius ini supaya suasana kondusif yang sudah dirasakan masyarakat selama ini bisa terus terpelihara,” pungkasnya.